Wednesday, August 22, 2012

Ramadhan di USA

Ramadhan tahun 2012 ini memang sangat berbeda dari ramadhan sebelum-sebelumnya. Aku melewati 10 hari pertama bersama keluargaku di Nganjuk. Selanjutnya, 10 hari kedua, kulewati bersama teman-teman YES 2012-2013 di Wisma Handayani, Jakarta Selatan. Sesuatu yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupku karena begitu banya kenangan indah dan unik di tempat itu. Bukan hanya di Jakarta, aku juga melewati 3 hari yang menakjubkan di Kuala Lumpur, London (Heathrow khusunya), Washington, DC dan Virginia (Hilton hotel). 


Rombongan kami datang di Virginia tepat 7 Agustus 2012. Dan esoknya, akan ada arrival orientation untukku dan teman-teman. Pertama kali sahur, terus terang aja aku kaget. Kupikir akan ada masakan hangat dan spesial bagi yang puasa. Tapi ternyata, yang ada hanya makanan dingin, beku, daging asap. Aku, Ayun dan Mauli sedikit bingung dengan ini. Tapi alhamdulillah, kami tetap bersyukur dengan apa yang ada di hadapan kami. Setidaknya masih ada yang mnyiapkan makanan sahur untuk umat Islam yang berpuasa. Keesokan harinya, kami diberi menu yang sama untuk sahur. -__- 
Tepat 10 hari terakhir, aku melewati puasa di Smithfield, NC. Tempat di mana aku tinggal bersama keluarga angkatku. Karena mereka non Islam, mereka bertanya banyak banget tentang puasa dan ramadhan. Dengan senang, aku menjelaskan hingga detail kepada mereka. 10 hari terakhir ini bisa dibilang berat, karena aku harus puasa mulai 05.00-20.00 (summer day).
Yang paling terasa berbeda adalah tidak ada masjid di kotaku, jadi dengan sepenh hati aku sholat tarawih sendiri di kamarku. Jujur aku merindukan adzan tiap hari. Saat makan sahur, aku bangun sendiri dan turun ke dapur sendiri. Sungguh semua terasa berbeda. Aku sahur tanpa nasi dan hanya ditemani perkakas dapur. Namun, itu semua bukan penghalang bagiku untuk tetap melaksanakan ibadah puasa. Dan alhamdulillah, host mom ku baik banget karena dia mempunyai banyak persediaan makanan. hehehe :D
Ketika buka puasa pun, aku ditemani segenap keluarga besarku. Walaupun siangnya, aku selalu mengalami godaan besar karena aku menemani keluarga besarku makan siang. Sebenarnya mereka sungkan ketika harus makan di depanku, namun aku mengelaknya. I said "that's fine". Aku menjadikan itu semua sebagai pelajaran dan pengalaman menarik bagiku. I won't forget these amazing experiences. Dan di sinilah aku merasakan sikap saling meghargai antar umat beragama. Karena memang inilah yang diharapkan dunia. 
Sekian ceritaku tentang ramadhan di USA. Tunggu cerita selanjutnya ;)





No comments:

Post a Comment